Sekelumit tulisan ini akan membuka mata kita semua untuk menjawab mengapa banyak Bapak/Ibu Guru di negeri kita tercinta ini masih belum bisa memanfaatkan TIK dalam memudahkan aktivitas mengajarnya di sekolah, baik dalam pembuatan rencana bahan ajar, mengolah nilai dan prenstasi materi ajar kepada siswa-siswinya? jawabannya sederhana cuman 3T : Takut kesetrum, Takut rusak dan Takut dimarahi"
Dari kata "takut" saya mencoba menelusuri ketakutan mereka belajar TIK yang ternyata diperoleh alasan mereka sebagai berikut:
1. takut kesetrum
2. takut rusak
3. takut dimarahi
Takut kesetrum rata-rata yang beralasan tidak bisa komputer karena kesetrum ini disebabkan oleh usia senja yang memiliki pola pikir bahwa komputer yang digunakan itu tersambung dengan listrik sehingga dengan pola pikirnya tersebut komputer yang dipakai akan membawa bencana kesetrum yang pada akhirnya merekat takut untuk belajar komputer atau TIK
Takut rusak, karena minimnya pengetahuan mereka dalam menggunakan komputer atau bahkan sama sekali tidak menggunakan komputer karena walaupun ada bukan untuk dirinya tapi untuk anak-anaknya sipenggun selalu kwatir jika dia mau menggunakan komputer tersebut selalu terbayang-bayang pada satu dogma "takut rusak", wal hasil dengan dogma tersebut itulah mereka akhirnya tidak mau untuk belajar komputer yang pada akhirnya korbannya mereka tidak sadar bahwa mereka sudah ketinggalan.
Takut dimarahi, yang paling menyedihkan dalam dogma para guru untuk belajar TIK adalah ketika mereka punya fasilitas komputer tapi mereka tidak bisa komputer, kok bisa lha ya lah para guru tersebut ternyata hanya menyediakan untuk para anak-anaknya sedangkan mereka terpinggirkan untuk menggunakannya, "kejam banget ya anaknya :)" dalam arti karena ketidak tahuan para guru tentang pemanfaatan komputer dalam menunjang karir atau profesinya, seringkali mereka takut untuk dimarahi oleh anaknya sendiri untuk menggunakan komputer karena tadi seperti pada poin dua : 1) takut rusak programnya, 2) takut menyebar virus, dan 3) takut kesetrum.
Dengan adanya pelatihan Jardiknas yang diselenggarakan diseluruh nusantara ini paling tidak telah membuka mata kita semua untuk memberikan pemahaman awal kepada mereka untuk tidak takut lagi (kesetrum, rusak, dimarahi) dan itu dirasakan oleh para peserta jardiknas tingkat pemula "nol pothol" yang sudah melaksanakan pelatihan di ICT Center Kota Malang. dan mereka tersadar dan akhirnya terbangun ternyata begitu besar manfaatnya bidang TIK dengan mengenal dan belajar komputer.
Kesimpulannya, bagi mereka yang sama sekali belum bisa komputer dan belajar komputer sebagai pemanfaatan bidang TIK dalam mendukung karir dan profesi mereka di sekolah masing-masing mereka ibarat bayi yang baru terlahir dengan beberapa fase perkembangannya.
oleh sebab itu Pelatihan Jardiknas ini ibarat lingkungan baru yang dikenalkan pada Bapak/Ibu Guru dijagad nusantara kita ini dan hasilnya adalah :
1. dari tidak kenal komputer menjadi kenal komputer
2. dari kenal komputer menjadi bisa komputer
3. dari bisa komputer menjadi sayang akan komputer
4. dari sayang komputer menjadi familiar dengan komputer
5. dari familiar komputer menjadi penikmat komputer
Jumat, 07 Maret 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar